Selasa, 01 November 2016

transportasi umum di bangkok

transportasi umum di bangkok di mata turis Indonesia mulai populer setelah orang bosan ke Singapore dan Kuala Lumpur. Terlebih penerbangan langsung AirAsia dari Jakarta-Bangkok hanya sekitar 3 jam 25 menit, sehari ada 3 flight lagi. Juga dari Surabaya terdapat penerbangan non-stop 4 jam dari Surabaya ke Bandara Don Mueang di Bangkok.

Biaya hidup di Bangkok relatif murah, jadi cocok bagi yang ingin jalan-jalan hemat di Bangkok sini. Sepiring nasi sekitar 60-80 baht, air mineral 7 baht di 7-Eleven, dan naik BTS minimal 25 baht.


Transportasi di Bangkok
Bangkok juga tidak lepas dari kemacetan, namun tidak terlalu stress dibanding Jakarta karena pengendara mobil yang lebih tertib dan jumlah pengendara motor yang sedikit.
Trotoar Bangkok rata-rata sudah nyaman bagi pejalan kaki. Lebar trotoar umumnya 2 meter hingga 4 meter di jalan-jalan utama. Saya rasa membawa stroller juga tidak mengalami kesulitan.

Persiapkan waktu Anda dengan matang, spare waktu yang cukup untuk mengantisipasi kemacetan. Menggunakan kereta layang BTS tentu saja pilihan yang paling efisien bagi turis.

Bangkok memiliki beberapa pilihan moda transportasi, mulai dari taxi, bus kota, tuk-tuk, boat melintasi sungai, hingga kereta massal yang disebut BTS SkyTrain dan MRT.

BTS dan MRT
BTS SkyTrain adalah jalur kereta yang dibangun melayang di atas jalan raya, sedangkan MRT/Subway Bangkok beroperasi di bawah tanah dan saat ini hanya punya 1 line.

Transportasi di Bangkok sudah semakin maju dengan dibukanya jalur ke-3 BTS SkyTrain serta line MRT. Jadi hingga saat ini, Bangkok sudah mempunyai 4 jalur kereta massal, 3 jalur bersifat di atas tanah, dan 1 jalur berupa MRT.

BTS SkyTrain (penduduk lokal hanya tahu kata BTS, jangan coba-coba tanya orang dengan keyword 'SkyTrain') saat ini memiliki 3 jalur, dengan kode N (North), E (East), dan S (South) sesuai dengan jalur yang dilayani, dan diberi nomor seperti E1 E2 dst. Semua jalur bertemu di stasiun SIAM. Semua jalur ini terletak di kanan sungai Chao Phraya kecuali 2 stasiun terakhir jalur S (S7 dan S8). Satu stasiun diberi kode W (West) yaitu National Stadium sebagai perpanjangan dari jalur S.

Tiket kereta BTS dapat dibeli di setiap stasiun, berupa tiket one-way, day pass (THB 140), atau monthly pass. One-way tiket harus dibeli dari mesin tiket menggunakan uang koin (tukarkan uang kertas ke uang koin di loket staff). Harga ditentukan sesuai jumlah stasiun yang Anda lalui, dapat dilihat langsung di samping mesin tiket. Misalkan untuk 3 stasiun, dihitung 31 baht, maka kita tekan tombol 31 sebelum memasukkan koin sejumlah itu.

Sejak 2015 diperkenalkan Rabbit Card, ini semacam kartu ez-Link di Singapore atau Octopus di Hongkong. Kartu ini seharga 80 Baht lalu bisa diisi nilai dengan kelipatan 100 Baht. Setiap masuk dan keluar gate tinggal tap kartu ini sehingga lebih pratis. Kartu ini juga bisa berfungsi sebagai alat bayar di beberapa merchant restoran.

Taksi
Jika objek wisata tidak dapat dicapai dengan kereta massal ini, Anda sebaiknya tetap menggunakannya hingga stasiun yang paling dekat, disambung dengan naik taksi.

Taksi Bangkok tersedia cukup banyak. Umumnya sopir taksi SAMA SEKALI tidak dapat berbahasa Inggris, sehingga sebaiknya Anda membawa alamat hotel atau tempat tujuan Anda dalam bahasa Inggris yang dilengkapi bahasa Thai. Tarif taksi (menurut saya) tidak terlalu mahal, kira-kira sama seperti tarif taksi Jakarta, dan tentu jika naik ber-empat bisa sharing biaya.

Ada banyak perusahaan operator taksi, dan sebagian tidak mau menggunakan argometer. Cukup sulit menjelaskan taksi mana saja yang selalu menggunakan argo karena nama perusahaan atau tulisan di seluruh body taksi ditulis dalam bahasa Thai. Umumnya yang mau pake argo/meter adalah taksi warna kuning-hijau. Jadi sebelum naik taksi, coba pastikan ke sopir apakah mau menggunakan meter.

Taksi Uber
Nah, kesalnya sama supir taksi biasa itu mereka tidak bisa berbahasa English, bahkan menyebut tujuan saya persis seperti nama di BTS saja masih bingung dan menolak menaikkan penumpang. Saya bahkan pernah naik Uber Taksi di Bangkok. Kalau belum pernah dengar, ini ibaratnya Go-Jek versi mobil, jadi kita pesan lewat smartphone.

Mobil UberX banyak beroperasi di Bangkok. Tarifnya bahkan lebih murah dibanding naik taksi biasa, dan bagusnya gak pakai nawar lagi. Begitu tujuan saya set di aplikasi UBer, driver tinggal mengikuti rute yang ditentukan oleh smartphone.

Chao Phraya Express Boat
Bangkok itu dibelah oleh sungai Chao Phraya, dan hebatnya sungai ini juga menjadi jalur transportasi. Namanya Chao Phraya Express Boat, semacam busway di sungai jadi ada rute dan dermaganya di sepanjang pinggir sungai.

Jalur kapal ini ada 4 sesuai warna bendera di atap belakang kapal: Orange, Hijau, Biru, dan No-Flag. Tarif naik boat ini bervariasi 10-30 baht tergantung jauh-dekat destinasi. Jalur kapal ini berguna bagi turis untuk mencapai Wat Pho, Wat Arun, atau Grand Palace.

Dermaga pusat adalah Central Pier, interchange dengan Saphan Taksin BTS Station. Saat mau naik, perhatikan warna bendera supaya tidak salah. Bayar tiket ke kondektur boat saat sudah duduk.

Bus Kota
Menggunakan bus kota perlu banyak riset dan keberanian karena semua rute bus ditulis dalam bahasa cacing Thai, jadi yang bisa dibaca hanyalah nomor bus. Naik bus kalau Anda riset pake Google Maps, atau punya GPS Map di smartphone.

Bus kota sebagian besar tidak ber-AC, tarifnya murah, berkisar 15 baht hingga 30 baht. Bahkan yg plat nomor merah tidak bayar alias gratis, ini subsidi raja. Ada juga yang ber-AC tergantung rutenya. Naik bus di Bangkok mirip dengan di Jakarta, nanti bayar ke kondektur yang pegang kotak kaleng. Kita akan diberikan tiket semacam perangko sebagai bukti bayar.

Pengalaman saya naik bus di Bangkok oke saja, tertib dan aman. Masalahnya cuma kalau kena macet, bisa setengah jam untuk menempuh jarak 1km saja.

Tuk-tuk
Sedangkan untuk naik tuk-tuk cukup banyak yang mangkal di sekitar hotel dan pinggir jalan. Tarif bisa ditawar in English dan perlu coba naik mumpung di Bangkok. Rasanya sih mirip seperti naik bajaj BBG di Jakarta. Tarifnya sebenarnya cuma sedikit lebih murah dibanding naik taksi. Kebetulan hotel saya menginap menyediakan tuk-tuk gratis antar sampai jalan raya (karena hotelnya berada di jalan kecil).

Kalau malam tarif tuk-tuk bisa lebih mahal dibanding naik taksi ber-argo. Jadi saran saya pinter-pinter nawar, atau naik tuk-tuk sekali2 aja.

source :http://javamilk.com/panduan-jalan-ke-thailand/panduan-jalan-ke-bangkok/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar